Sunday, March 10, 2013

Glodok : Pabrik Gula Poerwodadie

GLODOK begitu disebutnya untuk turun perberhentian angkutan dan agar bisa melanjutkan perjalanan lagi ke desa dimana mbah Kung memimiliki kampung halaman, masih ingat betul jika di ajak Mbah kung jika naik bis malam dan turun di lokasi ini, entah kenapa dinamai GLODOK nama tempat turun ini.

Yang masih teringat sekali saat perjalanan naik bis malam bersama Mbah Kung, Mas Tri dan saya yang tiba di tempat itu masih sangat pagi sekali dan belum terbit matahari, disitu kami bertiga menunggu pagi hari dengan menunggu di sebuah warung sambil menikmati teh manis dan gorengan dan yang ku ingat juga saat itu kami berdua dengan Mas Tri sama-sama mengenakan jaket jins dan Celana Jins yang dibelikan Mbah Kung di Pasar Tanah Abang, mungkin itu sekitaran kelas 5 atau 6 SD saat itu.

Disudut jalan itu ternyata adalah sebuah Pabrik Gula yang merupakan peninggalan zaman Belanda yang di depan gerbang terpajang lokomotif tua yang dulunya berfungsi sebagai alat penggerak pengangkutan tebu dari petani.



PG POERWODADIE

Berikut mungkin akan bermanfaat referensi penjelasan tentang Pabrik Gula ini.

sumber : http://www.ptpn-11.com/pg-poerwodadie.html

SEKILAS TENTANG PG POERWODADIE

Pabrik Gula Poerwodadie yang berlokasi di Desa Palem, Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1832 yang saat itu bernama “Nederlands Hendel Maatschapij” (NHM) dan berlokasi di desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Karesidenan Madiun.

Pada tahun 1959 diambil alih Pemerintah Republik Indonesia dan pengelolaannya diserahkan kepada Perusahaan Perkebunan Negara (PPN), selanjutnya pada tahun 1967 berubah menjadi PPN Baru yang dipimpin oleh seorang Direktur.

Berdasarkan PP No. 14/tahun 1968 pada tahun 1968 statusnya diubah menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang membawahi beberapa pabrik gula di satu karesidenan dengan nama “Inspeksi Perusahaan Perkebunan Negara”.  Sejak tahun 1968 itu pula PG Poerwodadie yang terletak satu karesidenan dengan PG Soedhono, PG Redjosarie, PG Pagottan, dan PG Kanigoro bergabung dalam satu badan hukum yaitu Perusahaan Negara Perkebunan XX (PNP XX) yang dipimpin oleh Direksi dan berkantor pusat di Surabaya.

Status PNP berubah menjadi Perseroan Terbatas (Persero) pada tahun 1985 dan PNP XX berubah menjadi PT Perkebunan Nusantara XX  (Persero).  Pada tanggal 11 Maret 1996 PTP XX (Persero) bersama PTP lainnya dibubarkan.  Berdasarkan PP No. 16/1996 tanggal 14 Februari 1996 dibentuk PTP Nusantara XI (Persero) yang merupakan gabungan eks PTP XX (Persero) dengan PTP XXIV-XXV (Persero).  PTP Nusantara XI (Persero) dipimpin oleh Direksi yang berkedudukan di Jalan Merak No. 1 Surabaya hingga saat ini.

Pada tahun 2011, PG Poerwodadie merencanakan menggiling tebu sebanyak 297.229,8 ton (tebu sendiri 84.479,8 ton dan tebu rakyat 212.750,0 ton) yang diperoleh dari areal seluas 3.969,2 ha (TS 1.064,2 ha dan TR 2.905,0 ha). Areal tidak hanya mencakup sejumlah kecamatan di Kabupaten Magetan, namun juga di Kabupaten Bojonegoro. Gula dihasilkan diproyeksikan mencapai 20.783,7 ton  (milik PG 11.361,3 ton dan milik petani 9.422,4 ton) dan tetes 13.375,4 ton. Kapasitas PG 2.300,0 tth (tidak termasuk jam berhenti) atau 2.057,2 tth sudah termasuk jam berhenti.

Sadar pentingnya tebu rakyat dalam memenuhi kebutuhan bahan baku, PG Poerwodadie berupaya memberikan yang terbaik untuk petani.  Sejumlah kebun peragaan diselenggarakan dengan maksud dapat menjadi wahana pembelajaran, baik bagi petugas PG maupun petani, tentang praktek budidaya terbaik (best agricultural practices).  Adanya kebun peragaan juga memungkinkan para petani berinteraksi dengan PG terkait upaya peningkatan produktivitas secara berkelanjutan.  Arah yang ingin dicapai produktivutas rata-rata 8 ton hablur per hektar antara lain direalisasikan melalui penataan masa tanam, penataan varietas (menuju komposisi ideal antara masak awal, tengah, dan akhir 30-40-30 % pada TG  2010/11), kecukupan agroinputs, dan perbaikan manajemen tebang-angkut.

Adanya Litbang Wilayah Barat yang berpusat di PG Poerwodadie, memungkinkan adopsi dan diseminasi teknologi berjalan lebih cepat.  Sedangkan untuk mengatasi kemungkinan pencemaran akibat aktivitas pabrik yang potensial mengganggu masyarakat, PG Poerwodadie terus berupaya memperbaiki instalasi pengolahan limbah secara terpadu, baik untuk limbah padat, cair maupun udara.  Harapan selanjutnya adalah industri ramah lingkungan (environmental friendly).

PROFIL ADMINISTRATUR :
Sejak Maret 2011, Administratur PG Poerwodadie dijabat oleh Setyo Narwanto.  Lahir di Ponorogo tahun 1962. Menyelesaikan pendidikan S1 Teknologi Pertanian di Universitas Brawijaya. Sejumlah pelatihan/kursus yang berkaitan dengan agronomi dan penyuluhan pertanian telah beberapa kali diikutinya dari tahun 1990 sampai saaat ini.

Mengawali karier sebagai Sinder Wilayah PTP XXIV-XXV, dalam perjalanan kariernya, Setyo Narwanto pernah menjabat Kepala Tanaman Rayon, dan Kepala Tanaman II PG Poerwodadie.

0 comments: